Wednesday, April 22, 2009
Saya terpinga-pinga....
Saya terpinga-pinga....
Wednesday, April 15, 2009
Antara fitnah akhir zaman...
Perenggan di atas adalah petikan daripada blog Akhbar Al-Fitan. Silalah singgah dan menikmati informasi dan ilmu yang dihidangkan. Semoga kita semua mendapat manfaat yang banyak daripadanya.
Antara fitnah akhir zaman...
Perenggan di atas adalah petikan daripada blog Akhbar Al-Fitan. Silalah singgah dan menikmati informasi dan ilmu yang dihidangkan. Semoga kita semua mendapat manfaat yang banyak daripadanya.
Sunday, April 12, 2009
“Allah mencintai mereka, dan mereka pun mencintai Allah.”
(Al-Maidah 5:54)
Allah menyampaikan berita tentang wali-waliNya yang benar dan hamba-hambaNya yang soleh bahawa mereka akan saling mencintai. Berita ini tentu sahaja membuat hati orang mukmin tersenyum dan membuat hati wali Allah merindukannya. Namun, yang menghairankan adalah kalimah ”Allah mencintai mereka”. Dia yang menciptakan, memberi rezeki, memberi makan, memberi minum, mencukupi, melindungi, kemudian Dia mencintai mereka. Dia yang memelihara, membimbing, mangajari, mengilhami kemudian Dia mencintai mereka. Dia yang menurunkan kitab suci, mengutus rasul, menjelaskan tujuan, menerangkan pegangan kemudian Dia mencintai mereka. Sungguh! Satu kurnia yang besar dan pemberian yang agung!
FirmanNya, ”Mereka pun mencintai Allah” juga terkesan aneh. Bagaimana tidak mencintaiNya padahal Dialah yang menciptakan mereka dari ketiadaan, memberi mereka makan untuk menghilangkan lapar, mengamankan mereka dari ketakutan dan memberi mereka pakaian.
Bagaimana pula mereka tidak mencintaiNya, padahal Dialah yang memberikan harta dan anak, melimpahkan rezeki serta menyediakan semua yang mereka perlukan dan yang mereka pinta?
Bagaimana mereka tidak mencintaiNya sedangkan Dia telah menundukkan bagi mereka segala sesuatu yang ada di darat dan di laut? Mengutuskan langit untuk membawa air, meretakkan bumi dengan mengeluarkan tanaman, menjadikan bumi sebagai hamparan, menjadikan langit sebagai bangunan, juga memberikan rezeki dari berbagai-bagai jenis buah-buahan yang baik dan berbagai-bagai macam makanan dan minuman.
Bagaimana pula mereka tidak mencintaiNya padahal Dialah yang menurunkan Al-Quran kepada mereka, mengajari mereka pandai bicara, membimbing mereka kepada iman dan memperingatkan mereka dari muslihat syaitan?
Betapa indah pertautan antara ”Allah mencintai mereka” dengan dan mereka pun mencintai Allah”!Cinta ini adalah cinta suci yang berasal daripada Tuhan. kalau saja orang yang mempunyai kedudukan dalam dunia percintaan mahu menghayati kalimat yang hebat itu, kemudian mengirimkan pesan kepada para pemuja jasad, pencinta kelentikan bentuk mata, kemolekan pipi dan keindahan bentuk tubuh agar mengatakan bahawa cinta mereka ternyata murahan, hidup mereka layu, hati mereka hampa, jiwa mereka kelam dan hati mereka sakit dan tumpul. Berbeza dengan cinta para wali Allah; cinta yang sejati, benar, suci, bersih dan bermanfaat.
Demi Allah, keperluan terbesar dari hati yang sihat adalah bagaimana dapat mencapai darjata, ”Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya”.
Sesungguhnya, pemberian dan kurniaan terbesar dari Allah adalah ”Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya”. Semua cinta selain cinta Allah akan terputus, semua perbuatan selain untuk Allah akan musnah dans emua usaha jika bukan untuk mencari keredhaan Allah akan sia-sia, bak kata syiar:
Mata terjaga, jika demi selain wajah-Mu akan sia-sia
Ketenangan jiwa tanpa cinta-Mu akan hampa
Wahai Engkau yang menciptakan makhluk lalu memberi mereka rezeki, membimbing kemudian mencintai mereka; aku memohon kepada Mu agar menjadikan kami sebagai kekasihMu, hambaMu yang tulus dan wali-waliMu yang soleh. Engkaulah yang berhak mengabulkan doa dan tumpuan segala permintaan!
(Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Nikmatnya Hidangan Al-Quran)
“Allah mencintai mereka, dan mereka pun mencintai Allah.”
(Al-Maidah 5:54)
Allah menyampaikan berita tentang wali-waliNya yang benar dan hamba-hambaNya yang soleh bahawa mereka akan saling mencintai. Berita ini tentu sahaja membuat hati orang mukmin tersenyum dan membuat hati wali Allah merindukannya. Namun, yang menghairankan adalah kalimah ”Allah mencintai mereka”. Dia yang menciptakan, memberi rezeki, memberi makan, memberi minum, mencukupi, melindungi, kemudian Dia mencintai mereka. Dia yang memelihara, membimbing, mangajari, mengilhami kemudian Dia mencintai mereka. Dia yang menurunkan kitab suci, mengutus rasul, menjelaskan tujuan, menerangkan pegangan kemudian Dia mencintai mereka. Sungguh! Satu kurnia yang besar dan pemberian yang agung!
FirmanNya, ”Mereka pun mencintai Allah” juga terkesan aneh. Bagaimana tidak mencintaiNya padahal Dialah yang menciptakan mereka dari ketiadaan, memberi mereka makan untuk menghilangkan lapar, mengamankan mereka dari ketakutan dan memberi mereka pakaian.
Bagaimana pula mereka tidak mencintaiNya, padahal Dialah yang memberikan harta dan anak, melimpahkan rezeki serta menyediakan semua yang mereka perlukan dan yang mereka pinta?
Bagaimana mereka tidak mencintaiNya sedangkan Dia telah menundukkan bagi mereka segala sesuatu yang ada di darat dan di laut? Mengutuskan langit untuk membawa air, meretakkan bumi dengan mengeluarkan tanaman, menjadikan bumi sebagai hamparan, menjadikan langit sebagai bangunan, juga memberikan rezeki dari berbagai-bagai jenis buah-buahan yang baik dan berbagai-bagai macam makanan dan minuman.
Bagaimana pula mereka tidak mencintaiNya padahal Dialah yang menurunkan Al-Quran kepada mereka, mengajari mereka pandai bicara, membimbing mereka kepada iman dan memperingatkan mereka dari muslihat syaitan?
Betapa indah pertautan antara ”Allah mencintai mereka” dengan dan mereka pun mencintai Allah”!Cinta ini adalah cinta suci yang berasal daripada Tuhan. kalau saja orang yang mempunyai kedudukan dalam dunia percintaan mahu menghayati kalimat yang hebat itu, kemudian mengirimkan pesan kepada para pemuja jasad, pencinta kelentikan bentuk mata, kemolekan pipi dan keindahan bentuk tubuh agar mengatakan bahawa cinta mereka ternyata murahan, hidup mereka layu, hati mereka hampa, jiwa mereka kelam dan hati mereka sakit dan tumpul. Berbeza dengan cinta para wali Allah; cinta yang sejati, benar, suci, bersih dan bermanfaat.
Demi Allah, keperluan terbesar dari hati yang sihat adalah bagaimana dapat mencapai darjata, ”Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya”.
Sesungguhnya, pemberian dan kurniaan terbesar dari Allah adalah ”Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya”. Semua cinta selain cinta Allah akan terputus, semua perbuatan selain untuk Allah akan musnah dans emua usaha jika bukan untuk mencari keredhaan Allah akan sia-sia, bak kata syiar:
Mata terjaga, jika demi selain wajah-Mu akan sia-sia
Ketenangan jiwa tanpa cinta-Mu akan hampa
Wahai Engkau yang menciptakan makhluk lalu memberi mereka rezeki, membimbing kemudian mencintai mereka; aku memohon kepada Mu agar menjadikan kami sebagai kekasihMu, hambaMu yang tulus dan wali-waliMu yang soleh. Engkaulah yang berhak mengabulkan doa dan tumpuan segala permintaan!
(Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Nikmatnya Hidangan Al-Quran)
Thursday, April 9, 2009
Kenapa aku diuji?
KITA BERTANYA: KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB:
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
-Surah Al-Ankabut ayat 2-3
KITA BERTANYA: KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
-Surah Al-Baqarah ayat 216
KITA BERTANYA: KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB:
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
-Surah Al-Baqarah ayat 286
KITA BERTANYA: KENAPA RASA SEDIH DAN KECEWA (FRUST)?
QURAN MENJAWAB:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
-Surah Ali-Imran ayat 139
KITA BERTANYA: APAKAH YANG HARUS AKU LAKUKAN?
QURAN MENJAWAB:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
-Surah Ali-Imran ayat 200
KITA BERTANYA: BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk.”
-Surah Al-Baqarah ayat 45
KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB:
“Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka.....”
-Surah At-Taubah ayat 111
KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB:
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.”
-Surah At-Taubah ayat 129
KITA BERKATA: BAGAIMANA JIKA AKU TIDAK MAMPU BERTAHAN LAGI??!!
QURAN MENJAWAB:
“.....dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
-Surah Yusuf ayat 12
Kenapa aku diuji?
KITA BERTANYA: KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB:
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
-Surah Al-Ankabut ayat 2-3
KITA BERTANYA: KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
-Surah Al-Baqarah ayat 216
KITA BERTANYA: KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB:
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
-Surah Al-Baqarah ayat 286
KITA BERTANYA: KENAPA RASA SEDIH DAN KECEWA (FRUST)?
QURAN MENJAWAB:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
-Surah Ali-Imran ayat 139
KITA BERTANYA: APAKAH YANG HARUS AKU LAKUKAN?
QURAN MENJAWAB:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
-Surah Ali-Imran ayat 200
KITA BERTANYA: BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk.”
-Surah Al-Baqarah ayat 45
KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB:
“Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka.....”
-Surah At-Taubah ayat 111
KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB:
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.”
-Surah At-Taubah ayat 129
KITA BERKATA: BAGAIMANA JIKA AKU TIDAK MAMPU BERTAHAN LAGI??!!
QURAN MENJAWAB:
“.....dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
-Surah Yusuf ayat 12
Wednesday, April 8, 2009
"Bagaimanakah keadaaan Rasulullah SAW?"
Kaum Bani Tamim bangkit mengangkat Abu Bakar RA dengan dibungkus kain dan dibawa masuk ke rumahnya. Mereka yakin, melihat keadaannya itu, Abu Bakar RA pasti akan mati.
Ketika Abu Bakar RA mulai sedar, ucapan pertama yang keluar dari mulutnya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Mendengar pertanyaan ini, kaumnya (yakni Bani Tamim) yang masih belum beriman mengherdiknya, kerana Abubakar RA tidak memperdulikan keadaan dirinya sendiri, malah sibuk merisaukan dan memikirkan keadaan Rasulullah SAW.
Kemudian mereka datang kepada Abu Bakar RA dan berkata kepada keluarganya, ”Sebaiknya dia kamu berikan sedikit makanan dan minuman.”
Ketika ubunya meminta Abu Bakar RA makan dan minum, Abu Bakar hanya bertanya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Abu Bakar RA meminta ibunya pergi dan bertanyakan Ummu Jamil binti Al-KhattabRA berkenaan keadaan dan keselamatan Rasulullah SAW.
Lalu ibunya pergi dan bertanyakan Ummu Jamil RA tentang keadaan Rasulullah SAW, jawab Ummu Jamil RA, ”Aku tidak tahu tentang berita Abu Bakar dan Muhammad bin Abdullah, kalau boleh, biar aku ikut puan untuk bertemu Abu Bakar sendiri.”
Cadangan itu diterima oleh ibu Abu Bakar RA, lalu dia pun mengikutinya pulang.
Ketika Ummu Jamil RA melihat keadaan Abu Bakar RA yang amat menyayatkan hati itu, dia pun berteriak, ”Demi Allah, sesungguhnya orang-orang yang memukulmu sekejam ini benar-benar orang kafir dan fasiq. Semoga Allah menimpakan seksaan kepada mereka!”
Lalu Abu Bakar RA terus bertanya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Ibumu masih bersama kita dan dia akan dengar.”
Celah Abu Bakar RA, ”Tidak mengapa walaupun dia dengar.”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Rasulullah SAW dalam keadaan sihat dan afiat.”
Abu Bakar RA bertanya lagi, ”Dimanakah baginda sekarang?”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Baginda berada di rumah Arqam bin Abi Arqam!”
Kata Abu Bakar RA, ”Demi Allah! Aku tidak akan makan dan minum sebelum aku sendiri benar-benar bertemu Rasulullah SAW!”
Ummu Jamil RA dan ibunya mencegah Abu Bakar RA untuk keluar menemui Rasulullah SAW sehinggalah keadaan di jalanan agak sepi dan tidak ramai orang. Setelah keadaan lebih selamat, barulah Abu Bakar RA, ibunya dan Ummu Jamil RA menyamarkan diri dan pergi bertemu Rasulullah SAW.
(Al-Bidayah wan-Nihayah, Jld 3)
Inilah secebis kisah daripada kehidupan suci murni Rasulullah SAW dan para Sahabat baginda. Dapatkah kita turut merasai betapa lazatnya iman yang sedang dikecapi oleh Abu Bakar RA ketika itu? Betapa lazat dan manisnya iman, dek kerana hakikat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang telah terpasak kukuh di dalam hati nubari Abu Bakar RA. Biar dirinya menghampiri di curam kebinasaan, namun Cinta Rasul yang ada di dalam hatinya menyebabkan hanya keselamatan Rasulullah SAW yang menjadi tumpuannya.
Bayangkan, setelah pengsan disebabkan pukulan-pukulan tanpa belas kasihan yang diterimanya, namun tika kewarasan mula menguasai fikirannya, apa yang terlontar dari bibirnya yang bengkak dan berdarah hanya satu soalan sahaja, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Adakah kata-kata yang dapat menerangkan, cinta yang bagaimana sebenarnya yang sedang bergelora di hati Abu Bakar RA ketika itu? Hati yang telah dikuasai hakikat Cinta Rasul ini, pasti membuatkan Allah ’jatuh hati’ kepadanya pula. Rasulullah SAW digelar sebagai Kekasih Allah. Sesiapa yang mempunyai Cinta Rasul, sudah tentu akan turut dicintai oleh Allah SWT.
Lalu, bagaimanakah keadaan hati ini? Benar dan sejatikah cinta ini kepada Rasul-Nya? Atau bak kata Allamah Syaikh Abul-Hassan Ali An-Nadwi RAH.A, ”Bahkan apa yang dinamakan perasan cinta itu sendiri telah lenyap dari hati setiap orang selama beberapa abad. Yang ada hanyalah semboyan kosong yang sering dinyanyikan oleh para seniman sepanjang masa.”
Wahai diri, renungkanlah, cinta yang bagaimanakah nanti yang engkau akan persembahkan, pada saat kau bertemu Rasulullah SAW di Mahsyar nanti? Oh Allah... ”Sesungguhnya, kuadukan kesusahan dan kesedihanku ini hanya kepada Allah!” (Yusuf 12:86)
"Bagaimanakah keadaaan Rasulullah SAW?"
Kaum Bani Tamim bangkit mengangkat Abu Bakar RA dengan dibungkus kain dan dibawa masuk ke rumahnya. Mereka yakin, melihat keadaannya itu, Abu Bakar RA pasti akan mati.
Ketika Abu Bakar RA mulai sedar, ucapan pertama yang keluar dari mulutnya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Mendengar pertanyaan ini, kaumnya (yakni Bani Tamim) yang masih belum beriman mengherdiknya, kerana Abubakar RA tidak memperdulikan keadaan dirinya sendiri, malah sibuk merisaukan dan memikirkan keadaan Rasulullah SAW.
Kemudian mereka datang kepada Abu Bakar RA dan berkata kepada keluarganya, ”Sebaiknya dia kamu berikan sedikit makanan dan minuman.”
Ketika ubunya meminta Abu Bakar RA makan dan minum, Abu Bakar hanya bertanya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Abu Bakar RA meminta ibunya pergi dan bertanyakan Ummu Jamil binti Al-KhattabRA berkenaan keadaan dan keselamatan Rasulullah SAW.
Lalu ibunya pergi dan bertanyakan Ummu Jamil RA tentang keadaan Rasulullah SAW, jawab Ummu Jamil RA, ”Aku tidak tahu tentang berita Abu Bakar dan Muhammad bin Abdullah, kalau boleh, biar aku ikut puan untuk bertemu Abu Bakar sendiri.”
Cadangan itu diterima oleh ibu Abu Bakar RA, lalu dia pun mengikutinya pulang.
Ketika Ummu Jamil RA melihat keadaan Abu Bakar RA yang amat menyayatkan hati itu, dia pun berteriak, ”Demi Allah, sesungguhnya orang-orang yang memukulmu sekejam ini benar-benar orang kafir dan fasiq. Semoga Allah menimpakan seksaan kepada mereka!”
Lalu Abu Bakar RA terus bertanya, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Ibumu masih bersama kita dan dia akan dengar.”
Celah Abu Bakar RA, ”Tidak mengapa walaupun dia dengar.”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Rasulullah SAW dalam keadaan sihat dan afiat.”
Abu Bakar RA bertanya lagi, ”Dimanakah baginda sekarang?”
Jawab Ummu Jamil RA, ”Baginda berada di rumah Arqam bin Abi Arqam!”
Kata Abu Bakar RA, ”Demi Allah! Aku tidak akan makan dan minum sebelum aku sendiri benar-benar bertemu Rasulullah SAW!”
Ummu Jamil RA dan ibunya mencegah Abu Bakar RA untuk keluar menemui Rasulullah SAW sehinggalah keadaan di jalanan agak sepi dan tidak ramai orang. Setelah keadaan lebih selamat, barulah Abu Bakar RA, ibunya dan Ummu Jamil RA menyamarkan diri dan pergi bertemu Rasulullah SAW.
(Al-Bidayah wan-Nihayah, Jld 3)
Inilah secebis kisah daripada kehidupan suci murni Rasulullah SAW dan para Sahabat baginda. Dapatkah kita turut merasai betapa lazatnya iman yang sedang dikecapi oleh Abu Bakar RA ketika itu? Betapa lazat dan manisnya iman, dek kerana hakikat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang telah terpasak kukuh di dalam hati nubari Abu Bakar RA. Biar dirinya menghampiri di curam kebinasaan, namun Cinta Rasul yang ada di dalam hatinya menyebabkan hanya keselamatan Rasulullah SAW yang menjadi tumpuannya.
Bayangkan, setelah pengsan disebabkan pukulan-pukulan tanpa belas kasihan yang diterimanya, namun tika kewarasan mula menguasai fikirannya, apa yang terlontar dari bibirnya yang bengkak dan berdarah hanya satu soalan sahaja, ”Bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW?”
Adakah kata-kata yang dapat menerangkan, cinta yang bagaimana sebenarnya yang sedang bergelora di hati Abu Bakar RA ketika itu? Hati yang telah dikuasai hakikat Cinta Rasul ini, pasti membuatkan Allah ’jatuh hati’ kepadanya pula. Rasulullah SAW digelar sebagai Kekasih Allah. Sesiapa yang mempunyai Cinta Rasul, sudah tentu akan turut dicintai oleh Allah SWT.
Lalu, bagaimanakah keadaan hati ini? Benar dan sejatikah cinta ini kepada Rasul-Nya? Atau bak kata Allamah Syaikh Abul-Hassan Ali An-Nadwi RAH.A, ”Bahkan apa yang dinamakan perasan cinta itu sendiri telah lenyap dari hati setiap orang selama beberapa abad. Yang ada hanyalah semboyan kosong yang sering dinyanyikan oleh para seniman sepanjang masa.”
Wahai diri, renungkanlah, cinta yang bagaimanakah nanti yang engkau akan persembahkan, pada saat kau bertemu Rasulullah SAW di Mahsyar nanti? Oh Allah... ”Sesungguhnya, kuadukan kesusahan dan kesedihanku ini hanya kepada Allah!” (Yusuf 12:86)